Kamis, 11 November 2010

Perlu Benteng Hijau di Mentawai.

Tim ahli dari Indonesia dan Jepang yang melakukan survei di Kepulauan Mentawai, Sumatra Barat, setelah tsunami menerjang wilayah itu pada 25 Oktober 2010, menyarankan pembangunan "sabuk hijau" di sepanjang kawasan pesisir pantai untuk meredam dampak tsunami.
Kepada pers di Jakarta, Rabu, Ketua Tim Survei Gabungan Indonesia-Jepang, Dr T.Tomita dari Port and Airport Research Institute (PARI)-Jepang, mengatakan, "sabuk hijau" di sepanjang kawasan pesisir pantai bisa menjadi penahan saat ombak besar menyapu kawasan pesisir.
Dengan demikian, katanya, jumlah korban dan kerusakan akibat terjangan ombak besar ke pesisir pantai dapat ditekan.
Direktur Pesisir dan Lautan Kementerian Kelautan dan Perikanan Subandono Diposaptono mengatakan pemerintah berencana menjalankan rekomendasi tim ahli tersebut dalam penataan kembali kawasan pesisir pantai di Kepulauan Mentawai.

Pohon Cemara Laut, kata dia, akan ditanam di area yang berada dalam radius 100 meter dari garis pantai supaya bisa menjadi kawasan pelindung.
"Ini sudah dibicarakan dengan pemerintah daerah. Nanti akan dikoordinasikan dengan Kementerian Kehutanan supaya tidak tumpang tindih," katanya.
Menurut Subandono, pembangungan kawasan "sabuk hijau" di sepanjang kawasan pesisir pantai di Kepulauan Mentawai membutuhkan dana paling tidak Rp400 juta.
Gempa bumi berkekuatan 7,2 pada Skala Richter yang berpusat di 3,61 derajat Lintang Selatan dan 99,93 derajat Bujur Timur pada 25 Oktober lalu telah menimbulkan tsunami yang memorakporandakan kawasan pesisir di pantai barat Pulau Pagai Selatan, Pagai Utara dan Sipora, bagian dari Kepulauan Mentawai.
Hingga 8 November 2010, bencana itu tercatat telah menyebabkan 448 orang meninggal dunia dan 56 orang hilang serta mengakibatkan 749 rumah rusak berat dan ringan.
Terjangan ombak besar juga merusak jalan dan jembatan di daerah itu.
Subandono mengatakan penyebab besarnya jumlah korban dan kerusakan akibat bencana itu antara lain karena tidak adanya tanaman pelindung di kawasan pesisir pantai.
"Banyak kawasan perkampungan di pantai yang landai pada teluk atau tanjung. Dan konsentrasi energi tsunamu yang besar di kawasan ini tidak diredam oleh tanaman pelindung yang memenuhi syarat," katanya.
Sumber : Jakarta (ANTARA)

0 komentar:

Sponsor